Cerpen Islami 1

Ketika Mas Gagah Pergi

Karya: Helvy Tiana Rosa

Mas Gagah berubah!
Ya, sudah beberapa bulan belakangan ini Masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah !
Mas Gagah Perwira Pratama, masih kuliah di Teknik Sipil UI semester tujuh. Ia seorang kakak yang sangat baik, cerdas, periang dan tentu saja… ganteng! Mas Gagah juga sudah mampu membiayai kuliahnnya sendiri dari hasil mengajar privat untuk anak-anak SMA

Read More...

Kisah Ayyash dan Ayesha

"Menikah ?"
"Ya.."
"Tentu", jawab Ayesha tanpa ragu.
"Pertimbangkan dulu. Jangan cepat ambil keputusan."
Bibinya berkata benar. Ayesha sedikit tersipu, tangannya membenahi kebaya yang dipakainya dengan rikuh.
"Dengan siapa, Ammah ?"

Read More...

Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.

Read More...

Yang Pecah Di Bawah Purnama

“Terdengar jeritan tepat setelah kumandang adzan subuh selesai. Seorang perempuan berbadan kurus, berumur tiga puluh dua tahun, kepalanya tertutup kerudung warna hitam, mendekap bocah perempuan yang mengigil ketakutan sambil menangis sesenggukan. Tubuh perempuan itu bergetar hebat—entah karena mencoba menahan tangis atau amarah. Di depan mereka, mayat seorang laki-laki terbujur tak bernyawa, bersimpah darah, dengan luka di sekujur tubuhnya. Di dahi laki-laki itu ada sebuah lubang sebesar jari kelilingking, yang masih mengeluarkan darah segar, yang menetes ke lantai.

Read More...

Jari Jari Tangan Istri Ku

Oleh; Ihan Sunrise

“Tangan mu indah sekali Dik,” ucapku suatu malam, saat itu kami tengah makan malam berdua disebuah café. Kami sengaja mengambil tempat agak dipojokan agar lebih leluasa dan tidak menjadi perhatian orang-orang, sebaliknya kamilah yang menjadi leluasa untuk memperhatikan orang lain. Kebetulan malam itu agak sepi karena bertepatan dengan minggu malam, anak-anak muda tidak banyak berdatangan karena besoknya mereka harus sekolah dan mungkin malam ini harus menyiapkan tugas yang diberikan gurunya di sekolah.


Read More...

Kerancuan perspektif sejarah Islam dari kaum Islam Liberal (Studi Kasus Buku Kebenaran yang Hilang, Karya Farag Fouda)

Pendahuluan

Pergulatan antara kebenaran (haq) dan kebatilan merupakan sunnatullah yang telah ditetapkan secara azali sebagai ujian (`ibtila’) bagi manusia, guna menyeleksi anasir yang baik dari yang buruk, sehingga di akhirat kelak, Allah swt. akan menempatkannya pada posisi balasan (jaza’) yang layak dengan hasil ujian masing-masing. “Dan hanyalah milik Allah, segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan (neraka) kepada orang-orang yang berbuat jahat atas apa yang telah mereka kerjakan. Dan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan balasan yang lebih baik (surga)”. (al-Najm: 31).

Al-Qur’an dan al-Sunnah Berbicara tentang Para Sahabat

Sejak lebih seribu tahun, umat Islam memandang para sahabat Nabi saw. sebagai generasi terbaik yang dilahirkan peradaban Islam. Dasarnya jelas, Al-Qur’an berkali-kali memuji mereka, baik dalam kapasitas individu maupun genarasi yang utuh. Merekalah yang paling pantas menyandang predikat umat terbaik (khayr ummah) yang dikeluarkan Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh manusia. “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”. (Ali `Imran: 110). Predikat yang sama diberikan oleh Rasulullah saw. dalam sabdanya,

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

“Manusia terbaik adalah generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Read More...