1. Pabila ia di pandang smua mrasa keindahan diri dan akhlaqnya
karna ia dhohir n bathinya dihiasi dengan akhlaq2 islami...
2. Pabla ia diperintah oleh orangtua or suaminy ia snantiasa ta'at
3. Apabila ia ditinggal orangtua or suaminya ia menjaga dirinya harta mreka berdua
Trik - trik Cepat Jadi Muslimah Shalihah
Label: tadarus
9 Gadis yang Tidak Dinikahi Laki-laki
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh jurusan psikologi (ilmu jiwa) pada Fakultas Adab (sastra) di Universitas Zaqaqiq, Mesir dengan judul: "Kepribadian Remaja Putri, Tata Cara kesiapan Jiwa dalam Menghadapi Pernikahan, dan Masa Perubahan Jiwa Pasca Nikah Secara Khusus" menyimpulkan ada 9 tipe gadis yang tidak diminati oleh para pemuda:
Pencemburu adalah sifat pertama kali yang dihindari oleh para pemuda dari calon istri-istri mereka. Cemburu disini bermakna keraguan. Para pemuda itu menuntut adanya sebagian sifat cemburu yang memperkuat ikatan cinta, akan tetapi mereka menolak ketidak percayaan (keraguan) yang menimbulkan petaka dalam kehidupan rumah tangga. Mereka menginginkan kepercayaan dari para istri mereka, dan tidak suka jika mereka menceritakan atau mengungkap setiap langkah yang dilaluinya.
Kedua: Gadis Egois, sok menjadi ratu
Adapun gadis yang kedua adalah gadis yang egois, ingin berkuasa, menginginkan dari suaminya segenap kecintaan, ketundukan, dan kepasrahan hanya kepadanya saja. Dia akan marah jika melihat suaminya lebih mementingkan orang lain atau mencintai selain dirinya. Seperti cemburu kepada kerabat suami, atau teman-temannya. Perbuatan ini kadang menimbulkan banyak permasalahan. Dengan sikap seperti itu, dia telah mempersempit kepribadian suami, dan menyebabkan timbulnya permasalahan dengan kerabatnya. Dengan sikap seperti itu, dia telah menjadikan suami benci dengan kehidupan rumah tangganya. Sikap yang demikian tidak termasuk cinta, tetapi ambisi kepemilikan dan penguasaan. Maka wajib bagi gadis ini untuk menyadari bahwa mereka adalah kerabat suami, yang tidak mungkin ia bebas lepas dari mereka, begitu pula sebaliknya mereka tidak mungkin bebas lepas darinya.
Ketiga: Gadis Durhaaka
Yaitu istri yang tidak ridha dengan kehidupannya. Dia senantiasa membangkang pada suami dan menggerutu tentang segala sesuatu. Dia tidak bersikap qonaah (menerima apa adanya), senantiasa menginginkan tambahan dan lebih. Dengan sikap seperti ini, dia telah menekan suami hingga mau memenuhi keinginannya. Dia tidak peduli darimana sang suami bisa memenuhi berbagai tuntutan itu, dan bagaimana ia bisa mendapatkan harta tersebut. Dia adalah jenis istri perusak. Dia hanya mencari untuk diri dan kebahagiannya sendiri, terutama harta, bukan cinta. Dia tidak menjaga suami atau rumahnya. Biasanya keadaan yang seperti ini berakhir dengan perceraian.
Keempat: Gadis yang cuek dan masa bodoh
Gadis ini tidak layak disebut sebagai seorang istri. Dia sama sekali tidak menaruh perhatian pada suami, tidak juga pada rumahnya. Tidak berusaha memenuhi kebutuhan suami atau permintaannya. Di sini sang suami merasa bahwa si istri tidak mencintainya, atau tidak menganggapnya. Kadang yang demikian membuat sang suami bersikap kasar kepada istri sebagai usaha untuk meluruskannya. Akan tetapi jika sang istri memiliki sifat seperti ini, maka akan sulit merubahnya. Hal ini menjadikan sang suami tidak menaruh perhatian terhadap istri, tidak mesra dengannya dalam segala hal, dan bisa menyebabkan perpisahan. Maka mulai sekarang seharusnya istri mulai memberikan perhatian terhadap suami.
Kelima: Gadis yang Kekanak-kanakkan
Yaitu gadis yang senantiasa tergantung pada ibunya, dan terus terikat dengannya, bersandar kepadanya dalam segala hal. Dia bertindak dengan malu, tidak mampu mengemban tanggung jawab. Kebanyakan ibunyalah yang memberikan keputusan dan berkuasa pada seluruh urusan rumah. Maka sang putripun bersandar kepadanya dalam segala hal seperti apa yang dia kerjakan saat masih kanak-kanak. Dengan sifat seperti itu, dia tidak layak menjadi seorang ibu bagi putra-putranya, dikarenakan putra-putranya akan menjadi pribadi-pribadi yang terputus, tidak utuh. Adapun sang suami, maka ia merasa seolah-olah telah menikahi ibu mertuanya, karena dialah yang mengatur segala keperluannya. Maka wajib bagi para gadis untuk belajar memikul tanggung jawab dan berbuat secara dewasa.
Keenam: Gadis yang meninggalkan Tugas Rumah Tangga
Kebanyakan gadis seperti ini adalah gadis yang bekerja (wanita karir). Akan tetapi, ada perbedaan antara istri yang bekerja dan istri yang pergi meninggalkan tanggung jawab rumah. Artinya ada banyak istri yang bekerja, tetapi mereka dapat melakukan segenap pekerjaan rumah tangga dan memberikan perhatian terhadap berbagai keperluan suami dan anak-anak mereka. Pekerjaan mereka tidak membuat mereka durhaka terhadap keluarga. Maka istri harus menyeimbangkan antara pekerjaan dengan suami dan anak-anaknya. Janganlah pekerjaan membuat keluarga terhalangi dari perhatian dan kasih sayangnya. Sehingga sang suami merasa kehilangan kemesraan, akhirnya timbullah permasalahan diantara mereka.
Ketujuh: Gadis yang Lemah
Yaitu seorang gadis yang terbiasa pasrah terhadap keadaan di sekitarnya, apakah terhadap keluarga atau teman-temannya. Dia sangat lemah untuk bisa mengambil keputusan dengan dirinya sendiri, tidak berusaha mengadakan musyawarah atau menampakkan pendapat apapun. Kepribadian yang lemah, penurut, dan tidak terbiasa memikul tanggung jawab. Kebanyakan penyebabnya adalah keluarga, yaitu dengan sikap keras sang ayah, dan diamnya ibu. Maka sang suamipun kehilangan teman yang bisa memberikan nasihat, atau masukan-masukan dalam berbagai urusannya.
Kedelapan: Gadis yang membuat was was
Yaitu gadis yang menggambarkan suaminya dengan gambaran yang terburuk. Sebagai contoh, jika suami terkena penyakit mulas, maka sang istri membesar-besarkannya serta meyakininya bahwa sang suami menderita usus buntu. Jika panas sang suami meningkat dia berkata bahwa dia telah terkena demam. Jika sang suami terlambat, dia berkeyakinan telah terjadi kecelakaan atau terkena sesuatu yang tidak disukai. Istri semacam ini akan mendorong suami untuk selalu was-was dan berkhayal macam-macam serta selalu khawatir.
Kesembilan: Gadis yang Sok Sempurna
Yaitu gadis yang berambisi untuk mengerjakan sesuatu dengan benar, dan terlalu berlebih-lebihan di dalamnya sehingga sang suami dan orang-orang yang tinggal di sekitarnya terkadang merasa jengkel. Sifat seperti itu membuatnya fanatik buta dalam kehidupan rumah tangga. Dia menginginkan kesempurnaan dalam segala hal. Jika pergi salah seorang teman maka harus membawa hadiah berharga dan mahal dibungkus dengan bungkus yang mewah dan seterusnya. Sifat seperti ini dimungkinkan akan membuat suami melakukan respon yang mungkin bisa menjadi seorang laki-laki yang keras dan menolak apa saja yang dilakukan istri, sekalipun perbuatan itu untuk kepentingannya, dan dia tidak lagi mementingkan keridhaan istrinya
Sekarang, carilah untuk dirimu sendiri wahai saudariku, sifat manakah dari kesembilan sifat tersebut yang kamu miliki? Kemudian bersihkanlah dari dirimu agar kehidupan rumah tanggamu selamat dan bahagia.
Diambil dari: Majalah Qiblati Edisi 11 TAhun II
Label: tadarus
Kebaikan2 ibu :
1. Kebaikan didalam memberikan perlindungan dan penjagaan, selama kita dalam kandungan.
Begitu si Ibu mengetahui bahwa dia telah hamil, maka semua kesenangan kesenangan, dia lepaskan. Dia tidak akan pernah lagi keluyuran, kesana-kemari. Kehidupannya, dia jaga dengan baik. Semua yang dimakan, terkontrol dengan baik akan kadar gizinya, dengan hanya satu pengharapan, yang tulus dan ikhlas, “Semoga anaknya terlahir dalam keadaan sehat dan kuat “. Apa yang menjadi kesukaannya, langsung dia hentikan seketika. Tiap hari, dia selalu berdoa, “Semoga anakku selalu dilindungi dan diberkahi”
2. Kebaikan menanggung derita selama kelahiran.
Setelah sampai pada hari “H”nya (melahirkan), ibu berjuang dengan begitu beratnya. Dimana darah segar mengalir demikian derasnya, disaat mengawali kelahiran kita. Ada yang mengibaratkan bahwa melahirkan itu, separuh “nyawa” berada di peti mati dan separuh lagi, di tempat tidur. Demikian besar pengorbanan yang diberikan. Diantara sadar dan tidak, di dalam menahan rasa sakit yang luar biasa, ibu masih mampu tersenyum, begitu melihat kita lahir, dengan sehat dan selamat.
3. Kebaikan melupakan semua kesakitan begitu kita lahir.
Begitu mendengar tangisan kita yang lucu dan mengesankan, seketika itu juga, ibu melupakan semua derita yang dia dialaminya. Dia tersenyum bangga dan terharu, melihat kerupawanan serta kelucuan buah hatinya. Mulai saat dan detik itu, dia memakai sebutan “Ibu” ! Tiada lagi rasa sakit yang menyelimuti pikirannya. Baginya, semuanya menjadi serba indah dan menakjubkan. Di hati sanubarinya yang terdalam, dia bersyukurdan& berucap : ” Oh, Tuhan terima kasih atas berkahan dan lindungan yang telah Kau curahkan?”
4. Kebaikan dari memakan bagian yang pahit bagi dirinya dan menyimpan bagian yang manis buat kita.
Seorang ibu akan selalu memberikan yang terbaik buat kita dan kebanyakan sisa sisa yang tidak diinginkan lagi, barulah dia makan. Ibu tidak akan pernah menceritakan kekurangan/kelaparan yang dia dialami. Baginya, anaklah yang harus berkecukupan serta tumbuh dengan baik.
5. Kebaikan memindahkan kita ke tempat yang kering dan dirinya sendiri di tempat yang basah.
Tempat yang bisa memberikan kehangatan dan kesejukan, akan selalu dia berikan kepada kita. Dia tidak akan pernah mencari penghiburan dan kehangatan, bagi dirinya sendiri. Semua tindakan tindakannya, hanya demi kehangatan kita dan selalu diiringi dengan perasaan, yang tulus dan ikhlas.
6. Kebaikan menyusui dan memberikan makan serta memelihara kita.
Ibu yang baik bagaikan bumi yang besar dan ayah yang tegar, laksana langit yang mengasihi. Satu melindungi atas dan lainnya, menunjang dari bawah. Ibu akan tetap mencintai dan mengasihi kita, walaupun lahir lumpuh atau kurang menguntungkan, misalkan : bodoh, jelek atau sakit sakitan. Dia akan selalu memelihara, menjaga dan melindunginya, sampai akhir dari kehidupannya.
7. Kebaikan membersihkan yang kotor.
Walaupun memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang indah, ibu tidak akan segan segannya, memegang dan membersihkan kotoran. Dia rela mengorbankan kecantikan dan bahkan badan jasmaninya, hanya demi diri kita. Semangatnya senantiasa bergelora dan teguh, walaupun berada di kondisi yang kurang menyenangkan.
8. Kebaikan selalu memikirkan kita bila berjalan jauh.
“berpisah dengan yang dicintai adalah derita” demikianlah sifat mulia dari seorang ibu. Dia akan selalu merenung dan merenung.
Apakah anakku sudah makan?
Selamatkah dia?
Sudahkah dia mandi?
Kapankah dia akan kembali? dan seterusnya?
Dari pagi hingga malam, pikirannya selalu tertujukan kepada diri kita, yang jauh dimata, adakalanya, air matanya berderai merenungkan kesedihan ini.
9. Kebaikan karena kasih sayang yang dalam dan pengabdian.
Karena begitu dalamnya kasih sayang yang dicurahkan, seorang ibu akan selalu was was (cemas). Cemas dan perasaan was was nya, hanya satu yaitu ,kepada kesehatan dan kebahagiaan kita. Bila dia mengetahui kita bekerja berat, dia akan merasa tidak senang. Bila kita sakit maka dia akan menderita sekali. Hidupnya selalu khawatir akan keselamatan dan kesejahteraan kita.
10. Kebaikan dari rasa belas kasih yang dalam dan simpati.
Label: Hikmah
sejarah hari ibu
Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. Berbeda dengan di Amerika dan Kanada yang merayakan Hari Ibu atau Mother’s Day pada hari Minggu di minggu kedua bulan Mei.
Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan di tahun yang sama dengan Sumpah Pemuda. Organisasi perempuan sendiri sudah bermula sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.
Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi-organisasi perempuan mengadakan kongres pertamanya di Yogyakarta dan membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani), kongres berikutnya diadakan di Jakarta dan Bandung.
Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional, hingga kini.
Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.
Pada kongres di Bandung tahun 1952 diusulkan dibuat sebuah monumen, setahun berikutnya diletakkan batu pertama oleh Ibu Sukanto (ketua kongres pertama) untuk pembangunan Balai Srikandi dan diresmikan oleh menteri Maria Ulfah tahun 1956. Akhirnya pada tahun 1983 Presiden Soeharto meresmikan keseluruhan kompleks monumen menjadi Mandala Bhakti Wanitatama di Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta.
Popularity: 22% [?]
none. Catatan ini ditulis Rabu, 22 Desember 2004 pada pukul 0:01 dalam Tags: nusantara. Anda dapat mengikuti respon semua catatan melalui RSS 2.0 feed. Anda dapat menulis komentar atau menulis trackback di situs anda sendiri.
Label: Hikmah
kisah seorang pengemis
Singkat cerita beberapa tahun kemudian usaha suaminya mengalami kebangrutan, banyak timbul masalah keuangan, hingga setiap hari mereka bertengkar dan akhirnya bercerai...
beberapa tahun kemudian si wanita menikah lagi dengan seorang pengusaha sukses pada masa itu, suatu hari ketika sedang makan siang lalu pintu rumahnya diketuk seseorang, kemudian sang istripun membukakan pintu, ternyata diluar berdiri seorang pengemis, lalu sang istri pergi ke dapur kemudian mengambil sedikit makanan untuk diberikan kepada pengemis tersebut dengan memnta izin suaminya terlebih dahulu. dengan lembut sang suami mengijinkan istrinya memberi makanan tersebut.
Ketika memberikan makanan kepada pengemis, si istri dengan seksama memperhatikan wajah pengemis tersebut, lalu ketika masuk kedalam rumah menangislah ia, dengan terheran sang suami bertanya "kenapa kamu menangis? apakah kamu menangis karna telah memberikan makanan tersebut?" si istri menjawab "bukan" "lalu kenapa?" "tadi ketika aku memberikan makanan kepada pengemis itu, lalu ku perhatikan wajahnya, ternyata dia adalah mantan suamiku yang dulu sebelum aku menikah denganmu." dengan tersenyum ang suami menjawab "tahukah engakau siapa aku? aku adalah pengemis yang dulu diusir olehnya."
Label: kisah
Allah "azza wa jalla" diatas 'Arsy diatas langit
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
﴿وَهُوَ اللهُ فِى السَّمَاوَاتِ وَفِى الأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ﴾
“Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.” (QS. Al-An’am: 3)
Seringkali kita dapatkan seorang muslim kalau ditanya: Allah ‘Azza wa Jalla dimana? Dia menjawab: Allah ‘Azza wa Jalla ada di mana-mana lalu beralasan dengan ayat di atas dan semisalnya. Andaikan dia mengetahui tafsir ayat-ayat ini sudah barang tentu dia tidak akan berdalil dengannya untuk mendukung jawabannya yang salah itu.
Ibnu Katsir berkata: (Para ahli tafsir berselisih tentang makna ayat ini dalam beberapa pendapat, namun mereka sebelumnya bersepakat untuk mengingkari pendapat firqah sesat Jahmiyah kelompok yang pertama kali mengatakan bahwa Allah ‘Azza wa Jalla berada di semua tempat, di mana mereka mengartikan ayat tersebut ke makna demikian -Maha Tinngi Allah ‘Azza wa Jalla dari ucapan mereka-.
Tafsir ayat tersebut:
1. Yang paling benar dari semua pendapat yang ada: Dialah ‘Azza wa Jalla yang dipanggil dengan nama Allah ‘Azza wa Jalla oleh semua yang ada di langit dan di bumi. Artinya: semuanya menyembah dan mentauhidkan-Nya, semuanya mengakui ketuhanan-Nya, mereka menamakannya Allah ‘Azza wa Jalla, mereka menyeru-Nya dengan harap dan takut, terkecuali jin dan manusia yang kafir. Penafsiran ini serupa dengan firman-Nya:
﴿وَهُوَ الَّذِي فِى السَّمَاءِ إِلَهٌ وَفِى الأَرْضِ إِلَهٌ﴾
“Dan Dia-lah yang di langit Rabb dan di bumi Rabb.” (QS. Az-Zukhruf: 84)
Artinya: Dialah ilah untuk semua yang ada di langit dan bumi. Dengan demikian maka firman-Nya:
يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ
“Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan.”
Sebagai predikat atau keterangan keadaan-Nya.
2. Tafsiran kedua: Dialah Allah ‘Azza wa Jalla yang mengetahui semua yang ada di langit dan di bumi baik yang rahasia atau nampak. Maka firman-Nya:
يَعْلَمُ
“Dia mengetahui.”
Berkaitan dengan firman-Nya:
فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الأَرْضِ
“di langit maupun di bumi.”
Maknanya: Dialah Allah, Dia ‘Azza wa Jalla mengetahui apa yang rahasia dan apa yang nampak dari kalian, baik kalian yang ada di langit maupun di bumi, Dia ‘Azza wa Jalla mengetahui apa yang kalian perbuat.
3. Firman-Nya:
وَهُوَ اللهُ فِى السَّمَاوَاتِ
“Dan Dialah Allah (Yang disembah) di semua langit.”
Waqaf sempurna, lalu predikat kalimat dimulai dengan firman-Nya:
وَفِي الأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ
“Dan di bumi Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.”
Inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir rahimahullâh. Sedang firman-Nya:
وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
“dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.”
Artinya: (Mengetahui) semua amalan kalian yang baik maupun yang buruk.)1
Adapun firman-Nya:
﴿وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ﴾
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
Hâfizh Ibnu Katsir rahimahullah telah menafsirkan sebagai berikut: (Artinya: Mahamengawasi kalian dan Mahamenyaksikan amalan kalian dimana pun kalian berada, baik di darat maupun laut, malam atau siang, serta di rumah atau di dalam benteng, semuanya berada dalam ilmu Allah ‘Azza wa Jalla sama saja, berada di bawah pandangan dan pendengaran-Nya, Dia ‘Azza wa Jalla mendengarkan ucapan kalian, melihat tempat kalian, mengetahui rahasia dan bisik-bisik kalian.)
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan bahwa Allah ‘Azza wa Jalla ada dimana-mana, (jika yang dimaksud adalah) mendengarkan dan melihat kita, maka ini adalah makna yang benar. Sedangkan kalau mereka menghendaki bahwa Dzat-Nya berada di mana-mana, maka sebuah kesalahan besar, sebab di bumi ini ada tempat-tempat najis dan kotor semisal; wc dan tempat pembuangan sampah. Tentunya tidak akan ada seorang muslim berakal yang mengatakan bahwa Allah ‘Azza wa Jalla ada di tempat tersebut, Maha Tinggi Allah ‘Azza wa Jalla dari ucapan demikian.
Sebagian kaum muslimin mengatakan: Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berada di dalam hati hamba-Nya yang mukmin, mereka bersandar kepada sebuah hadits yang tidak ada asalnya: “Tidaklah cukup buat-Ku langit-Ku dan bumi-Ku, namun yang mencukupi-Ku hanyalah hati hamba-Ku yang mukmin.”
Siapa yang berkata bahwa Allah ‘Azza wa Jalla tinggal di hati manusia, maka dia lebih kafir daripada Nashrani yang mengkhususkan hal tersebut hanya untuk ‘Isa ‘alaihissalam saja.
Yang benar, Allah ‘Azza wa Jalla berada di atas langit di atas ‘Arsy, dalilnya:
1. Firman Allah ‘Azza wa Jalla:
﴿ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ﴾
“Kemudian Dia naik ke langit.” (QS. Al-Baqarah: 29)
Sesuai dengan tafsir Mujahid dan Abul ‘Aliyah dalam Shahih Al-Bukhari:
(Artinya: Tinggi dan di atas).
2. Sabda Rasulullah shallâllahu ‘alaihi wa sallam kepada seorang budak wanita: “Di mana Allah?” Wanita itu menjawab: “Di atas langit.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi: “Siapa saya?” Wanita itu menjawab: “Muhammad Rasulullah.” Maka Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada pemiliknya: “Merdekakanlah dia sebab dia seorang yang beriman.”2
Read More...Label: tadarus
kisah nenek pemungut daun
ni ada kisah menarik dari sebuah buku yang saya baca. Semoga menjadikan kita semakin mencintai Nabi Muhammad, Rosululloh saw. Alloh huma sholi ala Muhammad wa ala ali Muhammad.
Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.
Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah isapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."
Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."
Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya� merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasululloh saw?
_____________
Diketik ulang dari buku "Rindu Rosul", karangan Jalaluddin Rakhmat, penerbit Rosda Bandung,� hal 31-33. cetakan pertama September 2001.
Label: kisah
# kasih sayang dlm islam #
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13).
AJARAN Islam tentang kasih sayang telah lama di kumandangkannya dengan sempurna dan indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari apa arti sesungguhnya dari kasih sayang itu sendiri, sehingga dapat terhenti dan menyimpang dari aturan-aturan yang telah di firmankan oleh Allah SWT dan sabda-sabda Rasul-Nya. Sebagaimana syair yang mengatakan, “mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun mawaddatuhu taduumu”, kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407). Hal ini karena tidak diniatkan semata karena Allah yang tidak dijadikan sebagai ladang amal bahkan hanya untuk memperoleh keuntungan dan kesenangan duniawi saja.Makna kasih sayang tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang mesti direalisasikan terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia ini ada, tentunya dalam koridor-koridor Islam. Ini berarti bahwa Islam tidak mengenal waktu, jarak, dan tempat akan sebuah kasih sayang baik terhadap teman, sahabat, kerabat, dan keluarganya sendiri.
Rasulullah saw. bersabda, “Man laa yarhaminnaasa laa yarhamhullaah” Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya. (H.R. Turmudzi). Dalam hadis tersebut kasih sayang seorang Muslim tidaklah terhadap saudara se-Muslim saja, tapi untuk semua umat manusia. Rasulullah saw. bersabda, “Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi.” Wahai Rasulullah, “Semua kami pengasih,” jawab mereka. Berkata Rasulullah, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (H.R. Ath-Thabrani). Bahkan, bukan hanya kepada manusia saja ajaran Islam yang tinggi ini telah mengajarkan bagaimana kasih sayang terhadap hewan dan tumbuhan yang harus direalisasikan. Abu Bakar Shiddiq r.a. pernah berpesan kepada pasukan Usamah bin Zaid, “Janganlah kalian bunuh perempuan, orang tua, dan anak-anak kecil. Jangan pula kalian kebiri pohon-pohon kurma, dan janganlah kalian tebang pepohonan yang berbuah. Jika kalian menjumpai orang-orang yang tidak berdaya, biarkanlah mereka, jangan kalian ganggu.” Sebuah nasihat ini walau dalam keadaan untuk perang, ajaran Islam tetap memancarkan kasih sayangnya terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan. Sebuah kisah lain yang menarik ketika Amr bin Ash menaklukkan kota Mesir, saat itu datanglah seekor burung merpati di atas kemahnya.
Melihat kejadian ini, kemudian Amr bin Ash membuat sangkar untuk merpati tersebut di atas kemahnya. Tatkala ia mau meninggalkan perkemahannya, burung dan sangkar tersebut masih ada. Ia pun tidak mau mengganggunya dan dibiarkan burung merpati itu hidup bersama sangkar yang ia buat. Maka kota itu dijuluki sebagai kota fasthath (kemah).
Jelaslah bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi akan kasih sayang. Kita perlu mencontoh teladan Nabi saw. dan para sahabatnya yang benar-benar merealisasikan makna kasih sayang yang tanpa batas itu, tentunya untuk mencapai keridaan Allah semata yang bukan untuk mencari kesenangan dunia. Maka memang pantas bahwa Islam dikatakan sebagai agama rahmatan lil ‘alamiin. Sifat kasih sayang adalah termasuk akhlak yang mulia yang dicintai Allah. Sebaliknya Allah sangat membenci akhlak yang rendah. Di antaranya kepada orang-orang yang tidak memiliki rasa belas kasih sayang. Ditegaskan hadis Rasulullah saw., Laa tunza’ur rahmatu illaa min syaqiyyin. Rasa kasih sayang tidaklah dicabut melainkan hanya dari orang-orang yang celaka.(H.R. Ibn. Hibban).
Yang dimaksud dengan orang celaka adalah orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang di dalam hatinya baik untuk dirinya maupun orang lain. Di sinilah perlunya kita bermuhasabah, bertafakur, apakah diri ini sudah benar menjalani hidup. Bagaimana kita mengasihi dan menyayangi ciptaan Allah sebagai akhlak yang mulia. “Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” (H.R. Na’im melalui Ibnu Abbas r.a.).
Cinta kepada Allah
Label: Hikmah
# cinta mnurut islam #
Kafemuslimah.com
Label: Hikmah
Tips Meredam Marah
| |
Menahan marah bukan pekerjaan gampang, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang bikin gara-gara yang memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat. Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan: 1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim). 2. Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud). 3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakanKalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud). 4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad). 5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi) |
Label: tadarus
Mengapa Engkau Melalaikannya dalam Shalat ?
| |
Beberapa Perkara yang Perlu Diperhatikan Saat Hendak Shalat Shalat dengan pakaian yang diharamkan Sebuah pakaian bisa diharamkan bagi seseorang, mungkin dari sisi diperolehnya pakaian tersebut dengan cara yang haram, atau zat pakaian itu sendiri yang haram atau sifatnya yang haram.
Shalat dengan memakai pakaian bercorak/ bergambar Ummul mukminin Aisyah mengabarkan: “Nabi shalat mengenakan khamishah yang memiliki corak/gambar-gambar. Beliau memandang sekali ke arah gambar-gambarnya. Maka selesai dari shalatnya, beliau bersabda, “Bawalah khamishahku ini kepada Abu Jahm dan datangkan untukku anbijaniyyahnya Abu Jahm , karena khamisah ini hampir menyibukkanku dari shalatku tadi .” Hisyam bin Urwah berkata dari bapaknya dari Aisyah, “Nabi bersabda, “Ketika sedang shalat tadi aku sempat melihat ke gambarnya, maka aku khawatir gambar ini akan melalikan/menggodaku .” (HR. Al-Bukhari no. 373 dan Muslim no. 1239) Al-Imam An-Nawawi dalam syarah(penjelasan)nya terhadap Shahih Muslim memberi judul bagi hadits di atas dengan “Karahiyatush Shalah fi Tsaubin Lahu A’lam” artinya makruhnya shalat dengan mengenakan pakaian bergambar. Rasulullah mengatakan bahwa gambar-gambar yang ada pada khamishah tersebut sempat menyibukkan beliau. Maksudnya, hati beliau tersibukkan sesaat dari perhatian secara sempurna terhadap shalat yang sedang dikerjakan, dari mentadaburi dzikir-dzikir dan bacaannya karena memandang gambar yang ada pada khamishah yang sedang dikenakannya. Karena khawatir hati beliau akan tersibukkan dengannya, belaiau pun enggan mengenakan khamishah itu dan memerintahkan agar mengembalikannya kepada Abu Jahm. Dari sini kita pahami, tidak disenanginya mengenakan pakaian yang bercorak/bergambar ketika shalat karena dikhawatirkan akan mengganggu ibadah shalat tersebut, walaupun shalat yang dikerjakan tetap sah. Diambil istimbath hukum dari hadits ini bahwa dimakruhkan segala sesuatu yang dapat mengganggu kekhusyukan shalat seperti hiasan, warna-warni, dan ukiran pada dinding masjid, atau hal-hal lain yang dapat menyibukkan serta memalingkan hati orang yang sedang shalat. (Ihkamul Ahkam, kitab Ash-Shalah, bab Adz Dzikr ‘Aqibash Shalah, Al-Minhaj 5/46, Fathul Bari 1/627, Syarhu Az-Zarqani ‘ala Muwaththa’ Al-Imam Malik, 1/290) Ibnu Daqiqil ‘Ied berkata, “Hadits ini menunjukkan bersegeranya Rasulullah untuk memperbaiki shalat (melakukan hal-hal yang memberi kemashalahatan bagi ibadah shalat) serta menyingkirkan apa yang mungkin menodai pelaksanaannya. Di mana beliau melepas khamishah yang dikenakannya, menyuruh sahabatnya untuk mengembalikannya dan meminta penggantinya berupa pakaian lain yang tidak menyibukkan.” (Ihkamul Ahkam, kitab Ash-Shalah, bab Adz-Dzikr ‘Aqibash Shalah) Zainuddin Abul Fadhl Al-Iraqi menyatakan, “Hadits ini menunjukkan keharusan meyingkirkan apa saja yang dapat menyibukkan orang yang shalat dari ibadah shalatnya dan melalaikannya. Hadits ini juga mengandung hasungan untuk menghadap sepenuhnya pada amalan shalat dan khusyuk di dalamnya. Sebagaimana pula hadits ini menunjukan bahwa pikiran sedikit/sejenak tersibukkan dengan perkara selain shalat tidaklah mencacati keabsahan shalat.” (Tharhu At-Tatsrib, 2/585) Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa tidak disenangi untuk shalat di tempat yang padanya ada hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan shalat. Sehingga, sekiranya hal yang mengganggu itu dapat disingkirkan sebagaimana ditunjukkan dalam hadits berikut ini. Anas bin Malik berkata, Aisyah memiliki qiram yang dipakainya untuk menutupi sisi rumahnya, maka Nabi bersabda: “Singkirkan dari kami qirammu ini karena gambar-gambarnya terus menerus terbayang-bayang dalam shalatku.” (HR.Al-Bukhari no. 374) Shalat Membawa Gambar Bila seseorang shalat sementara di sakunya ada dompet yang di dalamnya terdapat uang kertas bergambar makhluk hidup, KTP, SIM yang tentunya ada pas fotonya, apakah shalatnya sah ? Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjawab, “Shalatnya sah. Adapun gambar-gambar yang dibawanya dalam shalat tidaklah mencacati shalatnya karena ia dalam keadaan terpaksa atau ada kebutuhan untuk selalu membawanya. Adapun gambar/ foto kenang-kenangan, untuk mengingat seseorang dan semisalnya, tidak boleh dibawa. Bahkan tidak boleh dibiarkan tetap ada di dalam rumah, namun wajib dimusnahkan. Dengan dalil sabda Nabi kepada Ali bin Abi Thalib: “Jangan engkau membiarkan satu gambar (makhluk hidup) kecuali engkau haus dan jangan pula membiarkan ada satu kuburan yang ditinggalkan kecuali engkau ratakan.” (HR. Al-Imam Muslim dalam Shahihnya) Kemudian Asy-Syaikh menyebutkan beerapa hadits yang lainnya. (Majmu Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 10/417) Shalat di Tempat yang Ada Gambar Shalat di tempat yang di situ ada gambar-gambar bernyawa seprti gmbar-gambar pada surat kabar, majalah, dan buku-buku, atau gambar yang digantung di dinding hukumnya sah apabila si muslim yang shalat tersebut menunaikan shalatnya dengan tata cara yang diajarkan dalam syariat. Akan tetapi bila ia mencari tempat lain yang tidak ada gambarnya maka itu lebih utama dan lebih afdhal. (Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah, 10/418) Shalat Beralaskan Tikar Dibolehkan shalat dengan memakai alas, baik berupa tikar, sajadah, kain, atau yang lainnaya selama alas tersebut tidak akan mengganggu orang yang shalat. Misalnya sajadahnya bergambar dan berwarna-warni, yang tentunya dapat menarik perhatian orang yang shalat. Di saat shalat, mungkin ia akan menoleh ke gambar-gambarnya lalu mengamatinya, terus memperhatikannya hingga ia lupa dari shalatnya, apa yang sedang dibacanya dan berapa rakaat ang telah dikerjakannya. Oleh karena itu tidak sepantasnya memakai sajadah yang padanya ada gambar masjid, karena bia jadi akan mengganggu orang yang shalat dan membuatnya menoleh ke gambar tersebut sehingga bisa mencacati shalatnya. (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 12/ 362) Dalil tentang bolehnya shalat dengan memakai alas adalah sebagai berikut: Anas bin malik mengabrkan bahwa neneknya yang bernama Mulaikah mengundang Rasulullah untuk menyantap hidangan yang dibuatnya. Beliau pun datang memenuhinya serta memakan hidangan yang disajikan. Selesainya, beliau bersabda , “Bangkitlah, aku akan shalat mengimami kalian.” Anas berkata,”Aku pun bangkit untuk mengambil tikar kami yang telah menghitam karena lamanya dipakai. Aku percikkan air untuk membersihkannya. Rasulullah lalu berdiri. Aku dan seorang anak yatim membuat shaf di belakang beliau, sementara nenekku berdiri di belakang kami. Rasulullah shalat dua rakaat mengimami kami, kemudian beliau pergi.” (HR. Al-Bukhari no. 380 dan Muslim no. 1497) Abu Sa’id Al-Khudri menyatakan: “Ia pernah masuk menemui Rasulullah, ternyata ia dapatkan beliau sedang shalat di atas tikar, beliau sujud di atas tikar tersebut.” (HR. Muslim no. 1503) Aisyah berkata: “Adalah Rasulullah shalat beraaskan khumrah .” (HR. Al-Bukhari no. 379 dan diriwayatkan pula oleh Muslim no. 1502 dari hadits Maimunah) Ibnu Baththal berkata, “Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan fuqaha di berbagai negeri tentang bolehnya shalat di atas/beralas khumrah. Keculai perbuatan yang diriwayatkan dari ‘Umar bin Abdil ‘Aziz bahwa ia pernah meminta tanah lalu diletakkannya di atas khumrahnya untuk kemudian sujud di atas tanah tersebut. Mungkin apa yang dilakukan oleh ‘Umar bin Abdil ‘Aziz ini karena berlebih-lebihannya beliau dalam sikap tawadhu’ dan khusyuk. Dengan begitu, dalam perbuatan beliau ini tidak ada penyelisihan dengan pendapat jamaah (yang menyatakan bolehnya sujud di atas khumrah). Ibnu Abi Syaibah meriwaytkan dari ‘Urwah ibnuz Zubair bahwa ia membenci (memakruhkan) shalat di atas sesuatu selain bumi /tanah (membenci shalat dengan memakai alas). Demikian pula riwayat dari selain ‘Urwah. Namun dimungkinkan makruhnya di sini adalah karahah tanzih (bukan haram).” (Fathul Bari, 1/633) Namun perbuatan Rasulullah ini cukuplah menujukkan kebolehan shalat di atas alas. Wallahu a’lam. Al-Imam An-Nawawi menyatakan ,”Orang-orang dalam mazhab kami berkata, ‘Tidak dibenci shalat di atas wol, bulu, hamparan, permadani, dan benda-benda seluruhnya. Inilah pendapat dalam mazhab kami’.” (Al-Majmu’, 3/169) Ibnu Qudamah Al-Maqdisi berkata, “Tidak apa-apa shalat di atas hamparan/tikar dan permadani dari wol, kulit, dan bulu. Sebagaimana dibolehkan shalat di ats kain dari katun, linen, dan seluruh bahan yang suci.” (Al-Mughni, kitab Ash-Shalah, fashl Tashihhu Ash-Shalah ‘alal Hashir wal Bisath minash Shuf) Shalat dengan Pakaian yang Dikenankan Saat Buang Hajat/di WC Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin pernah ditanya tentang hal ini, karena memungkinkan ketika keluar dari WC pakaian mereka terkena najis dan tidak diragukan WC tidak lepas dari najis. Bila demikian, apakah sah shalat mereka dengan mengenakan pakaian tersebut ? beliau menjawab, “Sebelum aku menjawab pertanyaan ini, aku hendak mengatakan bahwa syariat Islam ini, alhamdulillah, telah sempurna dari seluruh sisi. Cocok dengan fitrah manusia yang Allah ciptakan makhluk di atas fitrah tersebut. Di mana pula, agama ini datang dengan kemudahan dan keringanan, bahkan datang untuk menjauhkan manusia dari kebingungan dalam was-was dan bayangan-bayangan yang tidak ada asalny. Berdasarkan hal ini, seseorang dengan pakaian yang dikenakannya berada di atas kesucian, karena hukum asalnya demikian, selama ia tidak yakin tubuh dan pakaiannya terkena najis. Inilah hukum asal yang dipersaksikan oleh sabda Rasulullah tatkala ada seseorang mengadu kepada beliau bahwa ia merasa berhadats ketika sedang mengerjakan shalatnya. Beliau bersabda: “Jangan ia berpaling (membatalkan shalatnya) sampai ia mendegar suara (angin) atau ia mendapati baunya.” Maka hukum asalnya adalah tetapnya sesuatu di atas keadaanya semula (dalam hal ini: suci). Dengan begitu, basahnya pakaian yang dikenankan mereka saat masuk WC, bisakah dipastikan bahwa cairan tersebut adalah cairan yan najis dari air kencing, tahi, atau semisalnya ? Bila kita tidak bisa memastikan (tidak yakin) dengan perkara ini, maka dikembalikan kepada hukum asal, yaitu suci. Memang benar, menurut persangkan yang kuat pakaian itu bisa jadi terkena sedikit najis. Akan tetapi selama kita tidak yakin (sekedar menduga-duga) maka tetap hukum asal sesuatu itu suci, sehingga tidak wajib bagi mereka membasuh pakaian mereka. Dan mereka boleh shalat mengenakan pakaian tersebut.” (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Fadhilatusy Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, 12/369) Shalat Memakai Sandal Rasulullah terkadang shalat tanpa alas kaki dan terkadang memakai sandal. Beliau membolehkan hal itu kepada umat beliau dengan sabdanya: “Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka hendaknya ia memakai kedua sandalnya atau ia lepaskan di antara kedua kakinya, dan jangan ia mengganggu orang ain dengan kedua sandalnya.” (HR. Al-Hakim 1/259, ia berkata, “Shahih di atas syarat Muslim.” Disepakati oleh Adz Dzahabi. Kata Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ashlu Shifati Shalatin Nabi 1/108, “Hadits ini memang sebagaimana yang dikatakan leh keduanya.”) Didapatkan pula adanya penekanan beliauagar mengenakan sandal ketika shalat sebagaimana dalam hadits: “Selisihilah Yahudi, karena mereka tidak shalat dengan mengenakan sandal dan tidak pula khuf mereka.” (HR. Abu Dawud no.652, dihasankan oleh Asy-Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad Mimma Laisa Fish Shahihain, hadits no. 471, 1/399) Asy-Syaikh Al-Albani berkata, “Hadits ini memberi faedah disenanginya shalat dengan memakai sandal karena Rasulullah memerintahkannay dengan alasan untuk menyelisihi Yahudi. Minimal hukumnya adalah mustahab, walaupun secara dzahir hukumnya wajib. Karena hukum asal dari perintah adalah wajib, kecuali ada nash yang memalingkannya dari hukum wajib tersebut. Namun di sini tidaklah wajib hukumnya dengan dalil sabda beliau yang telah disebutkan sebelumnya: “Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka hendaknya ia memakai kedua sandalnya atau ia lepaskan keduanya…” Dari ucapan beliau ini menunjukkan seseorang yang shalat diberi pilihan (antara memakai sandal atau melepaskannya) akan tetapi hal ini tidaklah meniadakan hukum mustahabnya…” (Ashlu Shifati Shalatin Nabi, 1/109, 110) Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari berkata, ”Mustahabnya dari sisi tujuan menyelisihi Yahudi.” Sunnah ini tentunya akan dianggap asing oleh masyarakat kita karena ketidaktahuan mereka terhadap hukum-hukum yang rinci dalam agama ini. Juga karena pandangan mereka, apabila seseorang masuk masjid dalam keadaan memakai sandal berarti dia menghinakan masjid dan mengotorinya. Sehingga siapa saja yang hendak mengamalkan sunnah harus pandai-pandai melihat keadaan dan super hati-hati. Jangan sampai krena ingin menghidupkan sunnah namun hasilya malahan mendatangkan mudarat dan membuat fitnah di tengah masyarakatnya yang awam tersebut, yang menyebabkan sunnah ini justru dibenci dn agama ini semakin dijauhi. Wallahul musta’an. Oleh karena itu, ajarilah dulu manusia agama yang mudah ini dengan penuh hikmah, sehingga mereka mengerti dan paham, dan pada akhirnya mereka cinta terhadap agama ini dan mengamalkan semua yang datang dari agama yang mulia ini, tanpa ada paksaan dari siapa pun. Wallahul muwaffiq ila ash-shawab. |
Label: tadarus
Kapan sebuah hadits dikatakan sebagai hadits shahih?
| |
Untuk mengetahui apakah sebuah hadits merupakan hadits shahih atau hadits daif diperlukan sebuah ilmu yang dikenal dengan ilmu mustholah hadits. Banyak kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama ahli hadits yang membahas tentang ilmu mustholah hadits ini. Untuk menyederhanakan pembahasan agama, sering yang kita baca atau dengar dari sebuah hadits hanya matan/isi dari sebuah hadits, padahal sebenarnya para ulama ahli hadits meriwayatkan tidak hanya matan/isi akan tetapi juga sanad/periwayatan (urutan periwayatan hadits dari Rasulullah saw atau sahabat sampai kepada para ulama penulis hadits). Jadi dalam teks hadits yang lengkap terdiri dari 2 bagian:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّورِ Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Yusuf, yang berkata telah mengkabarkan kepada kami Malik, dari Ibnu Syihab, dari Muhammad bin Jabir bin Muth’im, dari bapaknya, yang berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw membaca surat At-Thur di waktu shalat maghrib” (HR. Bukhari, No 731) Hadits diatas dihukumi sebagai hadits shahih karena:
Ilmu Mustholah hadits hanya ada dalam agama Islam sehingga ajaran Islam dapat dijamin keasliannya secara ilmiah, alhamdulillah Mudah-mudahan penjelasan ini tidak memuaskan sehingga pembaca semakin bersemangat untuk mengkaji lebih dalam Referensi Taisir Musthalahal Hadits, karya Dr. Mahmud Thahan http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=9&book=2752 |
Label: tadarus
Malam, Pagi, Siang dan Sore
Kuingin menjadi malammu
Disaat kau tertidur
Kan kujaga kau dari
Dinginnya malam
Kuselimuti tubuhmu dengan kasih sayangku
Kan kuhadirkan mimpi yang indah
Tuk menemani tidurmu
Kuingin menjadi pagimu
Disaat kau terbangun dari lelapnya tidur
Kan kuhadirkan keceriaan diwajahmu dan keindahan pagimu
Di iringi nyanyian-nyanyian burung berkicau
Kuingin menjadi siangmu
Di saat kau merasakan panasnya sang surya
Kan ku temani kau dalam setiap langkahmu
Kuhembuskan nafas siangku tuk meneduhi langkahmu
Dengan awan putihku
Kuingin menjadi soremu
Tuk menghantarkan kau menuju malamku
Mengiringi langkahmu menuju malamku
Hingga kau terbangun esok pagi
Label: Puisi
#beda orang optimis dan pesimis#
Anda hanya memiliki dua pilhan dalam hidup, -tertawa atau menangis- .apa yg anda sukai?
Senada dengan itu,kalimat lain berbunyi :"tertawalah maka seluruh dunia akan tertawa bersamamu,menangislah maka engkau akan menangis sendirian."
Tentu saja segala sesuatu tidak ada yg sempurna.Kita semua pasti pernah punya masalah.Namun, yg terpenting adalah bagaimana Anda mengatasi masalah tersebut.
*Belajarlah menemukan sisi indah dari hal-hal yg sepele
*Lakukan yg terbaik,bagaimanapun keadaan Anda,biarkan tawa menghapus air mata.
*Jangan berfikir Anda semestinya terlindungi dari petaka.
*Anda tidak bisa menyenangkan hati semua orang ,jangan biarkan kritik melukai Anda.
*Jangan biarkan orang lain menentukan pemikiran Anda:be yourself
*Lakukan hal-hal yg Anda sukai,tetapi jauhi berhutang
*Jangan gelisah tanpa alasan yug jelas
*Rasa benci bisa meracuni jiwa:jangan menginginkan dendam atau permusuhan.
*Sibukan diri Anda,maka tidak ada waktu untuk bersedih.
Kedengaranya memang berat,tetapi sebenarnya amat sederhana, dan bisa diterapkan dalam hidup sehari-hari.
Dijamin,Anda akan merasakan perbedaannya.Keadaan Anda tidak akan berubah menjadi lebih baik bila Anda hanya menggerutu saja -akan lebih membantu Anda mengurus persoalan itu dengan baik.Jika tidak membantu,paling tidak Anda tahu bahwa Anda akan lebih baik.
Karena pada akhirnya nanti,tidak banyak yg bisa kita kendalikan.Yg paling penting hanyalah memiliki dan mengontrol hidup Anda sendiri.Anda ingin menjadi seperti apa,pilihan itu terletak didalam tangan Anda.
Saya tidak tahu bagaimana hidup saya akan berakhir,atau kapan.Karena itu,satu hal yg bisa saya pastikan adalah bila saat itu tiba,saya tidak akan berontak melawannya.Saya bisa pergi dengan tenang,karena saya tahu bahwa saya telah hidup dengan terhormat dan bahagia.Bila saya bisa meninggal tanpa ada penyesalan,saya percaya akan meninggal dengan bahagia.Bahkan mungkin dengan senyum terukir diwajah.
Label: tadarus
Renungan Jum'at: Rahmat Allah
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Namun rahmat tersebut konon hanya berlaku di dunia saja, di alam kubur, mahsyar dan akhirat itu lain soal.
Tidaklah layak kita saling memaki. mendengki dan sifat buruk lainnya.
Wassalaamu'alaikum Wr Wb
ucup al-bandungi bukan rumi
=====================
Label: tadarus
bebek DAN dosa
pertanian mereka. Dia mendapat sebuah katapel untuk bermain-main di hutan.
Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran.
Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam.
Pada waktu pulang, dilihatnya bebek peliharaan neneknya. Masih dalam
keadaan kesal, dibidiknya bebek itu di kepala, matilah si bebek. Dia
terperanjat dan sedih. Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek di
dalam timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya mengawasi. Sally
melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun.
Setelah makan, nenek berkata, "Sally, cuci piring."
Tetapi Sally berkata, "Nenek, Johnny berkata bahwa dia ingin membantu di
dapur, bukankah demikian Johnny?" Dan Sally berbisik, "Ingat bebek?"
Jadi Johnny mencuci piring.
Kemudian kakek menawarkan bila anak-anak mau pergi memancing, dan nenek
berkata, "Maafkan, tetapi aku perlu Sally untuk membantu menyiapkan
makanan.
"Tetapi Sally tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, karena Johnny
memberitahu kalau ingin membantu."
"Kembali dia berbisik, "Ingat bebek?"
Jadi Sally pergi memancing dan Johnny tinggal dirumah.
Setelah beberapa hari Johnny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga
tugas-tugas Sally, akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi. Ditemuinya nenek
dan mengaku telah membunuh bebek neneknya dan meminta ampun.
Nenek berlutut dan merangkulnya, katanya, "Sayangku, aku tahu. Tidakkah kau
lihat, aku berdiri di jendela dan melihat semuanya. Karena aku mencintaimu,
aku memaafkan. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Sally
memanfaatkanmu."
-----
Aku tidak tahu masa lalumu. Aku tidak tahu dosa apakah yang dilemparkan
musuh ke mukamu. Tetapi apapun itu, aku ingin memberitahu sesuatu bahwa
Tuhan juga selalu berdiri di 'jendela'. Dan Dia melihat segalanya. Dan
karena Dia mencintaimu, Dia akan mengampunimu bila engkau meminta
ampunanNya.
Hal yang luar biasa adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga
tidak mengingat-ingat lagi dosamu. Asalkan engkau mengakui dan mohon ampun,
sekalipun dosamu semerah kirmizi akan diputihkanNya.
Label: Hikmah
Siksa bagi wanita yang….
Label: tadarus
13 Langkah Meraih Ramadhan Terindah
Label: tadarus